PEMANFAATAN TANAMAN AREN DI
KABUPATEN PACITAN
Kabupaten
Pacitan merupakan wilayah yang sebagian besar terdiri dari pegunungan dan
gunung. Dari luas daerah tersebut banyak terdapat hutan rakyat yang mencapai
lebih dari 80% wilayah hutan merupakan hutan rakyat. Tanaman hutan rakyat
didominasi tanaman kayu-kayuan dan sebagian ada yang tumbuh tanaman aren.
Tanaman aren menyebar di 7 Kecamatan yaitu Kec. Punung, Arjosari, Nawangan,
Bandar, Tegalombo, Tulakan dan Ngadirojo.
Pohon aren
menghasilkan beberapa
jenis produk. Mulai dari batang yang dapat digunakan untuk bahan bangunan,
serta serbuk batang dapat diambil patinya yang dimanfaatkan sebagai bahan
cendol yang banyak sebagai campuran es atau dawet. Ijuk merupakan hasil dari
aren yang dapat dimanfaatkan sebagai sapu ijuk, tali, dan bahan lainnya. Daun
aren dapat dimanfaatkan lidinya sebagai bahan sapu atau bahan kerajinan
liannya. Buahnya sebagai kolang-kaling juga campuran minuman segar.
Yang lebih utama lagi adalah air nira yang berasal dari mayang atau tandan buahnya yang disadap. Air
nira sendiri dapat diolah menjadi gula aren, gula semut, minuman segar, gula
sirup, bio ethanol, methanol industri, alkohol farmasi, dan tuak atau
sopi. Selain itu, aren juga menghasilkan buah yang biasanya diolah menjadi
kolang-kaling atau bargat. Produk lain dari pohon aren adalah ijuk, lidi dan
sagu. Kayunya bisa dimanfaatkan mulai dari
bahan bangunan sederhana hingga menjadi bahan pembuatan hiasan/furniture
yang mahal harganya. Akar dan daunnya juga dapat dimanfaatkan sebagai obat.
Sampai
saat ini masih sedikit orang yang mau membudidayakan pohon aren. Kebanyakan
pohon aren yang ada adalah pohon yang tumbuh liar. Menyebar dengan bantuan air
dan hewan musang. Padahal, aren sangatlah ekonomis dan menguntungkan bila
dibudidayakan secara intensif. Orang jarang mau membudidayakan aren karena
melihat pohon aren yang tumbuh liar di alam baru bisa berproduksi setelah
berumur 10-12 tahun. Padahal bila ditanam dan dirawat dengan baik, aren dapat
mulai berproduksi pada umur 7-8 tahun saja.
Secara umum, aren produksi dibagi menjadi tiga jenis. Aren genjah, aren
dalam dan aren tinggi. Persilangan aren genjah dengan aren dalam bisa
menghasilkan aren sedang.
Klasifikasi ilmiah pohon aren
Kerajaan:
|
Plantae
|
Divisi:
|
Magnoliophyta
|
Kelas:
|
Liliopsida
|
Ordo:
|
Arecales
|
Famili:
|
Arecaceae
|
Genus:
|
Arenga
|
Spesies:
|
A. pinnata
|
1. Batang.
Batang.
Aren
yang besar dan tinggi, dapat mencapai 25m, diameter hingga 65 cm, batang pokoknya
kukuh dan pada bagian atas diselimuti oleh serabut berwarna hitam yang dikenal
sebagai ijuk atau duk. Ijuk sebenarnya adalah bagian dari pelepah daun yang
menyelubungi batang.
Tali ijuk hasil sampingan dari aren
2. Daun
Daun aren adalah majemuk menyirip, seperti daun kelapa, panjang hingga 5 m dengan tangkai daun
hingga 1,5 m. Anak daun seperti pita bergelombang, hingga 7 x 145 cm,
berwarna hijau gelap di atas dan keputih-putihan oleh karena lapisan lilin di sisi
bawahnya. Bagian tengahnya sebagai
bahan sapu lidi.
Sapu lidi
3. Bunga
Bunga aren disadap niranya
Bunga aren berumah satu, bunga-bunga jantan terpisah dari bunga-bunga betina dalam tongkol yang
berbeda yang muncul di ketiak daun; panjang tongkol hingga 2,5 m. Dari bunga inilah yang di sadap untuk menghasilkan nira sebagai bahan gula aren.Gula aren
4. Buah
Buah aren bentuk bulat peluru, dengan diameter sekitar 4 cm, beruang tiga dan
berbiji tiga, tersusun dalam untaian seperti rantai. Setiap tandan mempunyai 10
tangkai atau lebih, dan setiap tangkai memiliki lebih kurang 50 butir buah
berwarna hijau sampai coklat kekuningan. Buah ini tidak dapat dimakan langsung
karena getahnya sangat gatal.
kolang kaling
Pohon aren menghasilkan
banyak hal, yang menjadikannya populer sebagai tanaman yang serbaguna, terutama
sebagai penghasil gula.
Gula diperoleh dengan menyadap tandan bunga jantan yang mulai mekar
dan menghamburkan serbuk sari yang berwarna kuning. Tandan ini mula-mula dimemarkan dengan memukul-mukulnya
selama beberapa hari,
hingga keluar cairan dari dalamnya. Tandan kemudian dipotong dan di ujungnya
digantungkan bumbung bambu untuk menampung cairan
yang menetes.
Produk lain
Daun
pohon aren
juga biasa digunakan sebagai bahan atap rumah. Pucuk daunnya yang masih kuncup (janur) juga
dipergunakan sebagai daun rokok, yang dikenal pasar sebagai daun kawung.
Lembar-lembar daunnya di Jawa
Barat biasa digunakan sebagai pembungkus barang
dagangan, misalnya gula aren atau buah durian. Lembar-lembar daun ini pun kerap
dipintal menjadi tali, sementara dari lidinya dihasilkan barang anyaman sederhana dan sapu lidi.
Begitu juga ijuk dari pohon aren pun dipintal menjadi tali. Meski agak kaku, tali ijuk ini cukup
kuat, awet dan tahan digunakan di air laut. Ijuk dapat pula digunakan sebagai bahan
atap rumah, pembuat sikat dan sapu ijuk. Dari pelepah dan tangkai daunnya, setelah diolah, dihasilkan
serat yang kuat dan tahan lama untuk dijadikan benang, tali pancing dan senar gitar di Batak.
Batangnya mengayu di sebelah luar dan agak lunak berserabut di
bagian dalam atau empulurnya. Kayunya yang keras ini dipergunakan sebagai papan, kasau atau
dibuat menjadi tongkat. Empulur atau gumbarnya dapat ditumbuk dan diolah untuk menghasilkan sagu, meski
kualitasnya masih kalah oleh sagu rumbia. Batang yang dibelah memanjang dan
dibuang empulurnya digunakan sebagai talang atau saluran air. Dari akar
dihasilkan serat untuk bahan anyaman, tali pancing atau cambuk.
Sumber:
1.Wikipedia di olah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar