Keberadaan Kabupaten Pacitan berada disebelah Barat Daya Propinsi Jawa Timur, dengan posisi koordinat Kabupaten Pacitan terletak antara 07,550 - 08,’17 0 Lintang Selatan dan 110,55o – 111,25o Bujur Timur.
Letak Wilayah.
Sebelah utara : Kabupaten Ponorogo
Sebelah Timur : Kabupaten Trenggalek
Sebelah Selatan : Samudera Indonesia
Sebelah Barat : Kabupaten Wonogiri
Luas wilayah Kabupaten Pacitan adalah 1.389,87 Km2 dengan luas tanah sawah sebesar 130,15 Km2 atau sekitar 9,36% dan luas tanah kering adalah 1.259,72 Km2 atau sekitar 90,64%. Sebagian besar dari tanah sawah adalah sawah tadah hujan yang sebesar 51,63%, dan sebagian besar dari tanah kering adalah untuk tanaman kayu-kayuan yang sebesar 35,89%.
Keadaan alam yang didominasi pegunungan, pantai yang luas serta banyaknya goa-goa yang mendapat sebutan kota seribu goa, merupakan keaneka ragaman wilayah yang perlu disyukuri karena begitu banyak destinasi wisatanya yang tentu merupakan salah satu sumber pergerakan ekonomi masyarakat daerah kab. Pacitan.
Ketika berbicara hasil hutan yang ada di benak kebanyakan orang adalah kayu, karena sebagian besar lahan kering merupakan lahan Hutan Rakyat, yang ditumbuhi tanaman kayu yang ditanam oleh masyarakat sendiri dan secara nyata dari hasil hutan rakyat dapat meningkatkan penghasilan masyarakat/petani. Dan hasil hutan Rakyat tersebut bukan hanya berupa kayu saja tetapi juga hasil hutan bukan kayu atau HHBK.
Potensi hasil hutan bukan kayu yang ada di Kabupaten Pacitan cukup banyak. Diantaranya hasil sadapan getah pinus, tanaman bawah tegakan (empon-empon, porang, janggelan dll), pemanfaatan hasil limbah kayu gergajian yang diolah menjadi media tanam jamur kuping, lebah madu baik lebag cerana ataupun Trigona/klanceng.
1. Potensi getah pinus.
Pinus selain dihasilkan kayunya juga dimanfaatkan getahnya dengan cara disadap. Wilayah kabupaten Pacitan yang melakukan peyadapan getah pinus ada dibeberapa lokasi antara lain; di desa Gemaharjo yang dilakukan oleh KTH Pinus Lestari. Kegiatan penyadapan getah pinus oleh KTH ini terbilang masih terbilang baru karena kurang dari satu tahun memulai kegiatan tersebut. Akan tetapi karena antusias masyarakat anggota KTH dan didukung dari Cabang Dinas Kehutanan Wilayah Pacitan serta menjalin kerjasama dengan PT. Rimbun Sejahtera selaku investor yang membeli getah pinus hasil sadapan anggota KTH. Dengan selang waktu 3-5 bulan ini saja anggota sudah bisa menjual getah pinus kisaran 300 s/d 500 kg per bulan. Dengan telah berjalannya kegiatan ini KTH dapat memupuk modal setiap bulan kurang lebih empat s/d lima ratus ribu rupiah.
2. Pemanfaatan limbah gergajian kayu sebagi media tanam jamur kuping.
Serbuk gergajian kayu yang merupakan limbah kayu dan banyak terdapat di wilayah Kabupaten Pacitan, maka serbuk gergajian itu dimanfaatkan sebagai media Jamur Kuping. Budidaya jamur kuping banyak dilakukan oleh masyarakat di desa Poko Kecamatan Pringkuku. KTH yang membudidayakan jamur kuping adalah KTH Mitra Manunggal Jaya yang diketuai oleh saudara Heru. Dari anggota KTH ini lebih kurang 30 orang yang telah membudidayakan jamur kuping. Dari masing-masing anggota jumlah lognya beragam, mulai ada yang budidaya dua ribu log sampai dua puluh ribu log.
Dari sejumlah anggota KTH ini setiap minggunya dapat dikumpulkan lebih dari 200 kg jamur kuping kering. Dengan harga saat ini birkisar lima puluh tiga ribu rupiah maka uang yang masuk pada anggota KTH adalah 10.600.000,- (Sepuluh juta enam ratus ribu rupiah). Jadi potensi ini layak untuk dikembangkan sebagai penambah penghasilan para petani anggota KTH di Kabupaten Pacitan.
3. Hasil Hutan Bukan Kayu (Sadap Nira Aren) Gula Aren.
Pohon aren banyak tumbuh di sebagian wilayah Kabupaten Pacitan, contohnya di Kecamatan Nawangan, Bandar, Tegalombo. Arjosari, Tulakan. Dari pohon aren tersebut dimanfaatkan niranya sebagai bahan baku pembuatan gula aren. Salah satunya KTH yang sudah mengembangkan usaha pembuatan gula aren adalah KTH Aren Lestari desa Temon Kec. Arjosari. Produk gula aren ternyata juga dilakukan oleh warga masyarakat Desa Ngreco Kec. Tegalombo dan masih banyak lagi daerah lain yang melakukanya. Akan tetapi masih perlu pembinaan yang intensif dari Instansi terkait agar lebih baik lagi perkembangannya.
4. Anyaman Bambu.
Bahan baku bambu sangat banyak terdapat hampir seluruh wilayah kabupaten Pacitan. Dari beberapa daerah seperti Desa Tumpuk, Desa Bangunsari, Kec. Bandar, Desa Sempu Kec. Nawangan telah memanfaatkannya sebagai bahan baku pembuatan anyaman. Namun juga masih perlu bimbingan dan pembinaan dari instansi terkait, agar produk ini dapat menjadikan sumber perekonomian masyarakat.
5. Pemanfaatan lahan bawah tegakan.
Pembangunan kehutanan di Kabupaten Pacitan telah menunjukan hasilnya walaupun masih belum sesuai yang diharapkan banyak orang, hal ini disebabkan karena komoditi kehutanan cenderung berumur panjang. Maka dari itu solusinya ialah pemanfaatan lahan bawah tegakan Hutan Rakyat. Dari lahan yang sudah tumbuh tanaman kayu tentu masih ada sela-selanya, maka untuk memecahkan masalah sebelum tanaman kayu panen agar petani mendapatkan penghasilan ialah dengan menanami lahan bawah tegakan HR dengan tanaman empon-empon atau Porang. Porang sudah mulai berkembang di Kabupaten Pacitan ini walaupun produksinya belum merata. Namun warga masyarakat sudah banyak yang mengembangkan secara swadaya, disamping ada bantuan bibit dari CDK Wilayah Pacitan.
6. Lebah madu baik Lebah Cerana atau Lebah Trigona (Klanceng).
Lebah madu terdapat hampir menyebar diseluruh wilayah Kecamatan se Kabupaten Pacitan. Penyebaran yang banyak terdapat di wilayah Kecamatan Kebonagung. Diantaranya di desa Sidomulyo, desa Gembuk, desa Karang Nongko dan lainya. Namun juga perlu perhatian dari instansi terkait untuk mengelolanya. Selain lebah Cerana yaitu lebah trigona atau tanpa sengat. Potensi lebah Klanceng ada di Desa Piton Kec. Punung, Desa Donorojo Kec. Donorojo, Desa Tamanasri Kec. Pringkuku, Desa Karangnongko, Desa Gembuk Kecamatan Kebonagung.
Foto Budidaya lebang Klanceng di Desa Donorojo Kec. Donorjo Kab. Pacitan.
Dari potensi yang ada di wilayah kabupaten Pacitan ini memungkinkan untuk dikembangkan sebagai pendukung perekonomian masyarakat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar