PEMANFAATAN LIMBAH GERGAJIAN KAYU SEBAGAI MEDIA
BUDIDAYA JAMUR KUPING
Kabupaten Pacitan pada umumnya banyak terdapat tumbuhan bermacam-macam kayu yang menyebar di semua wilayah. Kayu hasil hutan rakyat tersebut dijadikan bermacam macam bentuk dan ukuran, baik untuk bahan bangunan, ataupun bahan baku pabrik pengolahan kayu, baik yang tersebar di wilayah Pacitan ataupun di luar Kabupaten Pacitan. Dari sisa gergajian/serbuk gergajian tersebut dapat dimanfaatkan untuk bahan baku pembuatan baglog sebagai media jamur kuping. Ditilik dari peluang pasar yang begitu besar maka limbah gergajian ini sangat cocok dimanfaatkan sebagai bahan baku media jamur kuping.
Jamur kuping merupakan salah satu jenis jamur yang sudah biasa dikonsumsi oleh banyak masyarakat. Jamur jenis ini mampu dikembangbiakkan di berbagai cuaca maupun di berbagai musim. Tingkat kelembaban yang dibutuhkan untuk mengembangbiakkan jamur kuping berkisar antara 70-80%. Jamur kuping ini dapat dikembangbiakkan dengan mudah di sekitar rumah, sehingga sangat cocok untuk dijadikan sebagai bisnis skala rumah tangga. Jamur kuping memiliki beberapa jenis dan warna, antara lain:
·
Jamur kuping merah, atau kikurage, atau Auricularia yudae, atau Red jelly. Ciri-ciri jamur kuping merah ini memiliki tubuh jamur yang berwarna kemerahan dan berukuran lebih besar dibanding jamur kuping hitam.
·
Jamur kuping hitam, atau Arage kikurage, atau Auricularia polytricha, atau Black jelly. Jamur kuping hitam memiliki warna tubuh keunguan atau kehitaman yang berukuran 6-10 cm.
·
Jamur kuping agar, atau Siro kikurage, atau Tremella fuciformis, atau White jelly. Tubuh jamur agar ini berwarna putih, berukuran kecil dan tipis.
Cara Budidaya Jamur Kuping
A. Persiapan Bibit
Petani jamur kuping skala rumah tangga sebaiknya membeli bibit yang siap pakai. Hal ini dilakukan memudahkan petani jamur kuping dalam mempersiapkan bibit, lebih-lebih jika anda adalah seorang petani jamur kuping pemula.
B. Tahap Budidaya dan Pemeliharaan
1. Persiapan media tanam
Media tanam dibuat dari bahan-bahan berupa bekatul, serbuk gergaji kayu, kapur, dan air secukupnya. Cara membuat media tanam jamur kuping adalah dengan mencampurkan bahan-bahan tersebut hingga merata.
2. Fermentasi
Media tanam harus difermentasi sebelum digunakan. Fermentasi bertujuan agar memperoleh media tanam yang ideal untuk pertumbuhan jamur kuping. Cara memfermentasi media tanam jamur kuping adalah sebagai berikut:
- Media yang telah dibuat sebelumnya didiamkan selama kurang lebih 4-5 hari.
- Saat media didiamkan tersebut, suhu pada media akan meningkat menjadi 70°C.
- Media juga harus dibolak-balik setiap dua hari sekali.
- Media tanam yang telah siap untuk ditanami ditandai dengan berubahnya warna media tanam menjadi coklat tua atau hitam.
Pembuatan baglog
Media pengembangbiakan jamur kuping sama dengan media untuk jamur tiram. Yaitu baglog yang berisi serbuk gergaji dan penambahan bahan-bahan lainnya.
· Media tanam yang telah difermentasi dimasukkan ke dalam plastik tahan panas dengan kapasitas 1 kg, ukuran 30×20 cm, ketebalan 0,5 mm, dan tinggi 20 cm.
· Media tanam tersebut dipadatkan menggunakan pengepres atau dipukul-pukul menggunakan botol. Pemadatan dilakukan hingga bagian bawah plastik menyerupai botol atau baglog.
· Bentuk leher plastik dibuat mengerucut agar lebih mudah saat akan memasukkan ring (cincin).
· Kemudian, mulut botol ditutup menggunakan kapas dan penutup baglog. Tujuan dilakukan penutupan mulut botol ini agar air tidak merembes masuk ke dalam baglog saat proses sterilisasi.
Sterilisasi
Sterilisasi dilakukan untuk menetralkan mikroba-mikroba liar yang ikut tumbuh pada media tanam. Sterilisasi dilakukan dengan mengalirkan uap air menggunakan pipa ke dalam kubung. Pastikan kubung tertutup rapat saat melakukan sterilisasi agar tidak ada uap air yang bocor keluar. Sterilisasi dilakukan selama kurang lebih 7-8 jam. Kemudian, baglog yang telah disterilkan dipindah ke ruang inokulasi hingga suhu kembali normal.
Inokulasi
Setelah suhu pada baglog kembali normal, hal itu berarti baglog telah siap untuk diinokulasikan atau ditanami bibit jamur kuping. Perlu diperhatikan bahwa kumbung yang digunakan untuk proses penanaman haruslah steril dan memiliki sirkulasi udara yang baik. Metode penanaman bibit dapat dilakukan sebagai berikut:
· Bersihkan telapak tangan menggunakan alkohol 70%.
· Panaskan stik besi atau kawat di atas pemanas api spiritus, kemudian dinginkan.
· Semprot tutup botol baglog menggunakan alkohol 70% agar lebih steril.
· Ambil kapas penutup botol baglog di atas pemanas api spiritus untuk meminimalisir terjadinya kontaminasi dengan zat-zat lain.
· Masukkan stik besi atau kawat ke dalam botol baglog.
· Lepas penutup baglog, dan masukkan bibit jamur kuping ke dalam mulut baglog.
· Goyang-goyangkan cincin botol baglog agar bibit menyebar ke seluruh permukaan baglog. Kemudian, tutup kembali botol baglog dengan kapas.
Inkubasi
Masa inkubasi baglog dilakukan pada suhu 280-350°C, kelambaban 80%, dan cahaya lampu TL 60 watt. Masa inkubasi dilakukan untuk membantu mempercepat pertumbuhan miselium jamur kuping. Umumnya, waktu yang diperlukan untuk inkubasi berkisar antara 5-8 minggu dengan ditandai pertumbuhan miselium berwarna putih memenuhi baglog. Jika baglog jamur kuping telah diinkubasi selama lebih dari lima minggu dan tidak terjadi pertumbuhan miselium, itu dapat diartikan bahwa proses inokulasi atau penanaman bibit gagal.
Masa Panen Jamur Kuping
Masa panen jamur kuping ditandai dengan munculnya permukaan bergelombang di bagian tepi jamur. Umumnya jamur kuping siap dipanen saat berusia 3-4 minggu setelah masa pembentukan calon tubuh jamur. Dalam satu periode penanaman jamur sekitar 5-6 bulan, jamur kuping dapat dipanen sebanyak 4-6 kali. Cara memanen jamur kuping dilakukan dengan mencabut tubuh jamur kuping beserta akarnya. Karena jika akar jamur kuping masih tertinggal pada media tanam, akan dapat mengganggu pertumbuhan jamur kuping berikutnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar