CABANG DINAS KEHUTANAN WIL PACITAN
STUDI BANDING DI
LOKASI BUDIDAYA LEBAH MADU TRIGONA,
spp (LEBAH MADU KLANCENG)
DALAM RANGKA PENINGKATAN
KAPASITAS SDM KEHUTANAN
Pada hari Selasa, 6 April 2021,
Cabang Dinas Kehutanan Wilayah Pacitan melakukan studi Banding/Widya Karya pada
pembudidaya tawon madu tanpa sengat (Trigona,spp/Klanceng). Tempat tujuan dari
kegiatan ini adalah KTH Madu Sari, di desa Katongan, Kecamatan Nglipar
Kabupaten Gunung Kidul. Peserta studi banding itu sendiri adalah Kepala Cabang
Dinas Kehutanan Wilayah Pacitan, Kasi RLPM, Kasi TKUK, Staf, Penyuluh Kehutanan
serta PKSM Kabupaten Pacitan dan Ponorogo dengan jumlah peserta kurang lebih 60
orang. Peserta langsung menuju lokasi rumah bapak Sugeng Aprianto sebagia Ketua
KTH Madu Sari sekaligus pembudidaya lebah klanceng.
Rombongan disambut dengan ramah oleh ketua KTH beserta beberapa anggota. Acara dipandu langsung oleh bapak Bamabang, yang diawali dengan pemutaran beberapa video kegiatan budidaya lebah klanceng.
Pada
kesempatan pertama pimpinan rombongan bapak Wardoyo, S.Hut, MM, sekaligus
sebaga KCDK, diberi kesempatan pertama untuk memberikan sambutan. Disampaikan
oleh beliau bahwa semua rombongan dari Pacitan dan Ponorogo Jawa timur
berkunjung ke Desa Katongan Kec. Nglipar ini adalah untuk menimba ilmu terkait
seluk beluk budidaya lebah madu klanceng. Dengan harapan peserta setelah
melakukan studi banding dapat menerapkan di wilayah masing-masing dan
memberikan penyuluhan pada para anggota KTH untuk berusaha tani HHBK
diantaranya lebah klanceng ini. Tentu semua ini disesuaikan dengan potensi
masing-masing wilayah kerja.
Kesempatan kedua bapak Sugeng
Aprianto, giliran mengisi sebagai tuan rumah sekaligus nara sumber kegiatan
studi banding tersebut. Mula-mula pak Sugeng menceritakan perjalanan hidupnya
sebelum menekuni budidaya lebah klanceng, mulai dari pengrajin tempe, tukang
pijat sampai sukses pada budidaya klanceng. Dalam budidaya klanceng hal penting
yang perlu disiapkan pertam kali adalah ketersediaan pakan lebah itu sendiri,
jadi sebelum mengembangkan lebah harus menanam jenis tanaman yang merupakan
sumber pakan lebah, tuturnya. Budidaya itu sendiri dimulai dari rasa keinginan
budidaya yang awali sekitar tahun 2015 lalu. Saat itu di rumah beliau ada
koloni klanceng pada daun pintu yang terbuat dari triplek. Didalam daun pintu
tersebut didiami koloni klanceng yang sangat gemuk (banyak lebahnya) dan hampir
mengisi sebagian besar rongga yang ada. Dengan bekal niat ingin tahu dan
dibukanya daun pintu tersebut. Dari awalnya satu dapat dikembangkan menjadi 10
koloni hasil pemisahan, dan alhasil semua dapat berkembang dengan baik. Berawal
dari itu semua pak Sugeng A, tadi terus menambah koloni baik berasal dari
membeli maupun berburu di hutan. Dan sampai saat ini dirumah pak Sugeng ada
sekitar 600 koloni lebah klanceng, serta ada yang di rumah anggota KTH serta
penduduk sekitanya yang saat ini sudah mencapai sekitar 6000 (enam ribu)
koloni. Jenis lebah yang dipelihara adalah lebah trigona spp levichep, biroi,
itama dan juga jenis appis cerana.
Budidaya tidak terpusat pada satu
area tetapi tersebar di sebanyak 60 titik budidaya yang berlokasi di rumah
anggota. Total saat ini anggota terdaftar KTHR Madu Sari sebanyak 60 orang
dengan anggota aktif 30 orang. Tiap rumah terdiri dari 5-10 sarang koloni
berupa bejana tanah liat/kendhil.
Pemilihan bejana tanah liat untuk
media pembiakkan karena lebih bersih dibanding bumbu bambu/kayu sehingga madu
yang dihasilkan lebih baik.
Produktivitas Lebah Lanceng selain madu, yaitu : propolis, bee pollen dan royal jelly.Adapun volume rata-rata madu yang dihasilkan sebanyak 100 - 250 ml per tiga bulan setiap rumah yang memelihara klanceng tersebut, sementara musim penghujan mencapai 2 liter dapat dihasilkan oleh 200 stup sarang yang ada di sentra produks. Propolis adalah lilin sarang/pulut/tlutuh koloni lebah, produktivitasnya 2 kg per tahun dan dapat naik turun tergantung vegetasi disekitarnya.
Disampaikan oleh pak Sugeng
bahwasanya keberhasilan budidaya lebah madu klanceng ini tidak lepas dukungan
banyak pihak. Yang paling penting adalah vegetasi yang cukup baik akan
mempengaruhi berhasil dan tidaknya budidaya tersebut. Menanam jenis tanaman
MPTS dan bunga-bungaan sangat dianjurkan untuk mendukung keberhasilanya. Bahkan
disekitar rumah pak Sugeng disiapkan bibit tanaman bunga diantaranya AMP,
Santos Lemon yang dapat dibawa oleh pengunjung sebagai oleh-oleh, tentunya
dengan membeli. Setelah penyampaian
materi selesai, dilanjutkan diskusi. Setelah selesai diskusi acara selanjutnya
isoma.
Foto
Bp. KCDK wil Pacitan, Penyuluh Kehutanan Bersama Nara sumber
Foto
Bp. KCDK wil Pacitan, PKSM Bersama Nara sumber
FOTO TANAMAN BUNGA (AMP) UNTUK PAKAN LEBAH
Dengan melakukan studi banding ini diharapkan semua peserta, baik Penyuluh Kehutanan dan PKSM dapat mengambil segi positifnya dan pada akhirnya dapat menjadi bahan penyuluhan di wilayah kerja masing-masing.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar